F March 2019 ~ SMP NEGERI 1 KEPIL F

PHOTO.1

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PHOTO.2

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PHOTO.3

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PHOTO.4

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PHOTO.5

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, March 22, 2019

Kegiatan Jambore Ranting Kecamatan Kepil





KEGIATAN KTS SEMESTER GENAP 2018/2019











MAKALAH SEMINAR BEST PRATICE

UPAYA PENGUATAN
 EKO SISTEM PENDIDIKAN DAN KEMITRAAN KELUARGA 
DI SMP NEGERI 1 KEPIL  TAPEL 2017/ 2018
MELALUI KEGIATAN PARENTING EDUCATION

Oleh:
BAMBANG NURYANTO,S.Pd.,MM.Pd
Kepala  SMP Negeri I Kepil,Kabupaten Wonosobo,Jawa Tengah

ABSTRAK
Bambang Nuryanto,S.Pd,MM.Pd

“Penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga

di SMPN 1 Kepil Tahun  2018 melalui kegiatan Parenting

Penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga menjadi salah satu pencapaian prestasi pada peningkatan layanan mutu pendidikan.  Tujuan darikarya tulis ini untuk memberikan gambaran mengenai: (1) penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Kelurag melalui Parenting Education, dan (2) hasil atau dampak dari penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga melalui Parenting Education di SMP Negeri 1 Kepil,Kabupaten Wonosobo..
Karya tulis ini merupakan pengalaman pelaksanaan pengelolaan di SMP Negeri 1 Kepil  dalam bentuk best practice. Pengalaman selama dua tahun berjalan melaksanakan penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga  melalui Parenting Education terdiri atas: (1) IHT. membangun komitmen bersama, (2) diseminasi Parenting Education, (3) implementasi pelaksanaan Parenting Education,dan Kegiatan Seminar..
Dampak atau hasil dari pelaksanaan penerapan Parenting Education adalah (1) berkembang karakter religius berupa kesadaran untuk sholat dhuhur berjamaah dan disiplin yang lebih baik diantara guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik. (2) berkembang budaya salam,senyum,sapa,sopan, santun dan salaman 6 S, 5 Tertib tertib waktu, tertib belajar, tertib mengajar, tertibadministrasi, tertib lingkungan, dan budaya literasi/membaca diantarawarga sekolah,(3) telah terbentuk paguyuban orang tua kelas VII,VII,IX beserta pegurus paguyuban orang tua.(4) telah terlaksana kelas parenting dengan tema polah asuh anak di era digital , pencegahan kenakalan anak,pencegahan pernikahan dini serta pencegahan bahaya narkoba dan minuman keras.(5) berkembang kesadaran orang tua wali dan masyarakat dalam berpartisipasi memecahkan permasalahan peserta didik dan permasalahan kemajuan pendidikan di  SMP Negeri 1 Kepil, (6) Telah dilaksanalakan kelas inspirasi dengan nara sumber dari para Alumnus yang telah berhasil di bidang usaha maupun di bidang profesi (7) Terjalin kerja sama dengan berbagai pihak dan instansi terkait dalam bentuk MOU  yang saling menguntungkan kedua belah pihak
Berdasarkan pengalaman ini direkomendasikan agar(1) Perlu peningkatan kerjasama antara pihak sekolah, orang tua/wali murid, masyarakat, mitra sekolah dan instasi terkait. (2) Mohon dukungan sarana dan prasarana dari pemerintah dalam rangka penguatan ekosistem di satuan pendidikan.(3) Peningkatan monitoring, evaluasi dan pembinaan dari dinas pendidikan dalam rangka pemantapan kegiatan implementasi penguatan ekosistem di satuan pendidikan.

Kata kunci :Eko Sistem Pendidikan, Kemitraan Keluarga, Parenting Education


BAB I : PENDAHULUAN
A.                  Latar Belakang
Orang tua adalah pendidik utama dan terpenting, namun juga yang paling tidak tersiapkan. Pasalnya, mereka harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menumbuh dan mendukung pendidikan anak-anak mereka dalam kondisi positif. Selama ini, jika berbicara pendidikan maka fokus pembicaraan hanya kerap jatuh kepada peserta didik dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan. Padahal orang tua memiliki peranan sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat antara lain: bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak: dan bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah dan mengurangi maslah kedisiplinan.Sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan dan perkembangan peserta didiknya, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orang tua/keluarga dan anggota masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekitarnya mendukung, yakni orang tua, guru dan anggota masyarakat merupakan “tri sentra pendidikan” yang sangat penting untuk dapat menjamin pertumbuhan anak secara optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitran antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kemitran antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi kementrian Pendidikan dan Kebudayan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter gotong-royong”. Oleh karena itu diharapkan kemitraan antara tri sentra pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dan bermakna. Atas dasar hal tersebut di atas  SMP N 1 Kepil, kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah berusaha mewujudkan ekosistem pendidikan dalam rangka meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa mewujudkan menusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa, berkualitas mandiri mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta  dapat memenuhi kebutuhan Pembangunan Nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Namun demikian upaya tersebut tidaklah mudah karena berbagai faktor yang terkait didalamnya sarana prasarana dan SDM yang harus dipenuhi agar semua harapan dapat terwujud, dan semua itu menuntut partisipasi dari semua pihak antara lain orang tua murid, komite,  masyarakat, mitra sekolah, dinas pendidikan serta pemerintah.Kondisi saat keluarga dan sekolah saat ini :Orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya di sekolah,Sekolah tidak biasa meminta orang tua berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, misalnya mengantar anak dengan mengendarai motor tanpa helm, membiarkan anak yang belum cukup umur ke sekolah dengan motor, Di keluarga, tidak ada pembiasaan dan keteladanan nilai-nilai yang baik dari orang tua. Hal yang sama bisa juga terjadi di sekolah,Jika ada yang salah, sekolah dan orang tua saling menyalahkan.Orang tua hadir di pertemuan di sekolah untuk menerima keputusan Komite Sekolah tentang sumbangan yang harus diberikan.Guru menghubungi orang tua hanya ketika anaknya bermasalah.Orang tua mengantar anak ke sekolah dan mengambil rapor anaknya tanpa interaksi yang bermakna dengan guru.Sekolah kurang memanfaatkan potensi orang tua sebagai nara sumber pembelajaran dan membantu kegiatan-kegiatan di sekolah.
B.                   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan diatas maka masalah yang ingin diselesaikan adalah sebagai berikut:
1.         Bagaimanakah  penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga  di SMP Negeri 1 Kepil melalui kegiatan Parenting  Education?
2.         Bagaimanakah hasil atau dampak penerapan kegiatan Parenting Education di SMP Negeri 1 terhadap penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga di SMP Negeri 1 Kepil ?


C.       Tujuan Best Parctice
Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk memahami dan memberikan gambaran salah satu solusi serta berbagi tentang : 
1.       Penguatan Eko Sistem Pendidikan   melalui implementasi kegiatan Parenting Education di SMP Negeri 1 Kepi tahun 2018.
2.       Dampak atau hasil dari Penerapan Kegiatan Parenting Education dalam pengutan  Eko Sistem Pendidikan   di SMP Negeri 1 Kepil
D.      Manfaat Best Practice
Manfaat dari laporan Best practice ini sebagai bentuk laporan pengalaman penulis dalam mengatasi masalah penguatan Eko Sistem Pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil secara berkelanjutan, dengan demikiandiperoleh manfaat berikut: 1.Sebagai bahan diseminasi bagi kepala sekolah tentang mengatasi permasalahan  Penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga di jenjang SMP  secara umum.2.Sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolahagar lebih produktif.3.Terwujudnya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran, lulusan yang berkualitas serta layanan pendidikan yang bermutu di sekolah4.Terwujudnya peningkatan kinerja dan mutu Guru Tenaga Kependidikan (GTK) khususnya di SMP Negeri 1 Kepil5.Terjalinnya kerja sama antara orang tua,masyarakat dengan sekolah dalam rangka pengembangan sikap spiritual dan sikap sosial maupun akademis
E. Indikatot Keberhasilan Penguatan Eko Sistem Pendidikan
1.Terwujudnya pemahaman tentang konsep penguatan ekositem pendidikan dalam rangka mendukung terciptanya lingkungan pendidikan di rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat yang kondusif untuk belajar anak.2.Terwujudnya pemahaman yang sama dalam membangun kemitraan dengan pegiat parenting bagi orang tua dari kelompok yang paling membutuhkan di luar satuan pendidikan sasaran.3.Terwujudnya sumber daya manusia yang berdaya guna untuk berpartisipasi aktif dalam program sasaran terkait dengan peningkatan akses dan mutu pendidikan.4.Tersedianya sumber daya manusia yang berdaya guna untuk berpartisipasi aktif dalam program sasaran terkait dengan peningkatan akses, dan mutu pendidikan.5.Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gerakan kemitraan orang tua.6.Adanya peningkatan kapasitas dalam pemahaman dan kemampuan melaksanakan ekosistem pendidikan pada pendidik dan tenaga kependidikan di satuan / lembaga pendidikan SMP Negeri 1 Kepil, Wonosobo.7.Adanya lingkungan belajar pada satuan/lembaga pendidikan SMP Negeri 1 Kepil, Wonosobo yang lebih aman, nyaman dan menyenangkan.
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.        Eko sistem Pendidikan
Di mana ekosistem pendidikan yang mereka maksud ialah mengajak seluruh pihak terkait, baik itu pemerintah, guru, orangtua hingga figur publik untuk turut serta membangun komunikasi pendidikan yang positif kepada anak-anak mulai dari usia dini sampai pendidikan menengah atas.
"Tidak hanya pemerintah dan guru, tetapi ada masyarakat, orangtua bahkan siswa sebagai pelaku pendidikan itu sendiri. Lalu, dunia usaha, artis. Nanti, yang kita bayangkan ada interaksi satu sama lain," kata Staf Khusus Kemendikbud Bidang Pengelolaan Pemangku Kepentingan Muhammad Chozin.Ia menjelaskan dengan adanya komunikasi positif dari semua kalangan, maka akan tercipta satu tujuan bersama untuk membangun karakter anak Indonesia yang positif. "Kita ke depan membangun ekosistem pendidikan. Kuncinya di interaksi di semua simpul pendidikan," terangnya, J
akarta, Kemendikbud – Peran keluarga dan lingkungan atau komunitas masyarakat sangat penting dalam membangun sebuah ekosistem pendidikan yang baik. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada pasal 4 menyebutkan bahwa “Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”. Dengan demikian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan langkah-langkah penguatan tri pusat pendidikan, yakni keluarga, masyarakat dan sekolah, agar terwujud sebuah ekosistem pendidikan yang baik.“Melalui penguatan pendidikan karakter, pemerintah mengajak semua elemen masyarakat untuk membangun ekosistem pendidikan nasional yang baik. Tidak mungkin semua permasalahan dan tantangan pendidikan diselesaikan oleh satu pihak saja. Semangatnya bergotong royong demi Indonesia yang lebih baik,” diungkapkan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso, di Jakarta, Rabu (27/12/2017).Menurut Ari, melalui sistem zonasi sekolah yang diterapkan sejak tahun 2017, selain bermanfaat untuk melakukan perbaikan yang sifatnya fisik pada fasilitas pendidikan, juga menyasar perbaikan sistem pengawasan dan peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional. Melalui penerapan zonasi, diharapkan bukan hanya sekolah saja yang menjadi penanggungjawab pendidikan, tetapi peran keluarga, serta peran serta komunitas masyarakat atau lingkungan dalam mendidik generasi muda bisa lebih optimal.“Pendekatan sistem zonasi mengutamakan kedekatan wilayah antara sekolah dengan tempat tinggal. Kita berharap hal ini dapat memperkuat peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama, serta masyarakat sekitar dalam pengawasan, juga pembinaan generasi muda. Penguatan pendidikan karakter juga dapat dipercepat melalui pendekatan tiga pusat pendidikan seperti ajaran Ki Hajar Dewantara itu,” ujar Ari Santoso.
 Parenting Education
Secara sederhana parenting diartikan sebagai pola pengasuhan anak dan education adalah pendidikan, berdasarkan arti kedua kata tersebut dapat dipahami bahwa parenting education merupakan pola pengasuhan berkaitan dengan pendidikan anak itu sendiri. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa parenting education merupakan pekerjaan dan ketrampilan bagi orang tua dalam mengasuh anak untuk mengembangkan seluruh potensi (fitrah) yang telah dibawa anak sejak dilahirkan. Pengasuhan pendidikan dimaksudkan bukan hanya berlaku disekolah melainkan dirumah juga harus dilakukan pengasuhan dalam rangka mendidik. Karena sesungguhnya tugas pendidikan anak adalah kewajiban dan tanggungjawab orang tua.Sebagaimana Hadirs Nabi “setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tua nyalah yang menjadikan dia yahudi, majusi dan nasrani”. Makna fitrah dalam hadits tersebut merupakan potensi (kemampuan) yang dimiliki anak sejak lahir dan belum pernah diberdayakan. Apabila potensi tersebut tidak digerakan (dibina, dilatih maupun dididik) akan membuat anak menjadi tidak terarah, hal tersebut disebabkan terganggunya perkembangan motorik anak.Berdasarkan psikologi perkembangan apabila salah satu tahap perkembangan anak terganggu, akan turut mempengaruhi perkembangan selanjutnya, sehingga prilaku anak bisa bermuara kepada prilaku menyimpang.Oleh sebab itu, parenting education dalam pembahasan ini lebih ditekankan kepada pembahasan tentang pola asuh orang tua terhadap anak dalam keluarga dan guru di sekolah untuk membantu pengembangan potensi anak. Mengingat pentingnya parenting education, maka dalam pelaksanaanya harus dilandasi dengan kepentingan hubungan keluarga dengan sekolah dan juga peran keluarga dalam kepentingan pendidikan anak, sehingga potensi yang dimiliki anak tersebut dapat berkembang secara optimal sebagaimana diharapkan.Chabib Thoha, mengemukakan bahwa “parenting merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak”, hal senada dikemukakan M. Shohib, bahwa “parenting merupakan pola asuh, yaitu upaya orang tua yang diaktualisasikan pada penataan lingkungan sosial, lingkungan budaya, suasana psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak”.Ungkapan diatas memberi gambaran bahwa parenting atau pola asuh yang dimaksudkan memiliki kesaman makna dengan pengertian pendidikan, yaitu penanaman nilai-nilai, pembinaan dan pemberdayaan potensi kepada anak agar lebih terarah dalam meniti dan menekuni ilmu pengetahuan sampai terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi karakter.Mustofa Al-Ghulayani, mengemukakan bahwa “pendidikan (Tarbiyah) adalah menanamkan akhlak (budi pekerti) yang utama di dalam jiwa anak, menyiramnya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga tertanam kuat dalam jiwa dan membuahkan keutamaan, kebaikan dan suka beramal untuk kemanfaatan tanah air”.Sementara menurut Henry Clay Lindgren bahwa “keluarga bukan sekolah, namun memberikan pengalaman-pengalaman pendidikan yang pertama mulai pada masa pertumbuhan dengan usaha-usaha untuk membimbing dan mengarahkan anak serta melatihnya”. Demikian juga Ratna Megawangi berpendapat bahwa “parenting itu merujuk pada suasana kegiatan belajar mengajar yang menekankan kehangatan bukan ke arah suatu pendidikan satu arah atau tanpa emosi”.Berdasarkan kutipan di atas jelaslah bahwa parenting merupakan cara mendidik anak oleh orang tua dirumah maupun diluar rumah, secara langsung maupun tidak langsung untuk melatih dan membina serta membimbing pengembangan potensi yang dimiliki anak sampai menjadi karakternya. Mengingat parenting sebagai pola pengasuhan dan pembelajaran, maka tidak terlepas dari perilaku orang tua sehari-hari secara keseluruhan dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung ataupun tidak langsung dengan anak, karena disadari atau tidak prilaku orang tua merupakan contoh yang akan ditiru dan diteladani oleh anak.Mengingat parenting akan memberi dampak terhadap kehidupan dan perkembangan potensi anak, maka orang tua harus menyadari dan sudah saatnya memberi perhatian khusus terhadap pendidikan anak, perhatian tersebut bukan hanya sekedar memasukan anak kesekolah dan melengkapi semua kebutuhanya, melaikan harus ikut bersama-sama dengan guru memberi perhatian kepada anak dari sisi yang berbeda, demikian juga guru harus terus memperhatikan perkembangan dan masalah yang di hadapi anak didik, tidak sekedar menunaikan kewajiban mengajar.
Kemitraan Keluarga
Bentuk Pelibatan Keluarga/Orang Tua (a)mendukung kegiatan belajar anak di satuan pendidikan;(b)mendukung kegiatan belajar anak di keluarga yang merupakan kesinambungan kegiatan di satuan pendidikan;(c).memantau perkembangan dan hasil belajar anak atau peserta didik secara bersama-sama antara orang tua dengan pihak satuan pendidikan. (d)memberikan masukan/pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan berbagai kegiatan satuan pendidikan dalam meningkatkan layanan terhadap kebutuhan perkembangan dan belajar anak. Materi Kelas Orang Tua/Parenting (a).Materi wajib: (1) pengasuhan positif dan (2) mendidik anak di era digital (b).Materi lain: berdasarkan kesepakatan (paguyuban) orang tua, sesuai dengan permasalahan yang paling menonjol terkait dengan lingkungan anak/satuan pendidikan, misalnya: narkoba, pornografi, tawuran antar pelajar, dan lain-lain. (c).Materi dapat diunduh dari laman sahabat keluarga dengan alamat: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id atau sumber lain. d.Narasumber dapat ditunjuk di antara orang tua, guru, atau menghadirkan nara sumber dari luar.e.Pelaksanaannya dapat dalam lingkup orang tua yang anaknya sekelas atau bersama orang tua lain satu sekolah. Prinsip-prinsip kemitraan(a.)Kesamaan hak, kesejajaran, dan saling menghargai (b.)Semangat gotong royong dan kebersamaan (c).Saling melengkapi dan memperkuat (d).Saling asah, saling asih, dan saling asuh (e.)Semua upaya ditujukan untuk kepentingan terbaik anak
B.       METODE PEMECAHANMASALAH
Strategi pemecahan masalah yang dilakukan dalam Penerapan Manajemen Parenting Education  untuk pengjuatan Eko Sistem Pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil adalah dengan mengimplementasikan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :.1.Pertemuan dengan wali kelas minimal dua kali/semester.Tujuan Pertemuan Orang Tua dan Wali Kelas(a)Orang tua memahami program dan tata tertib sekolah.(b)Orang tua mengenali lingkungan sekolah. (c)Orang tua dapat mendapatkan nomor-nomor telepon penting seperti nomor telepon sekolah, kepala sekolah, wali kelas, dan sesama orang tua.(d)Sekolah dan orang tua dapat menyepakati cara berkomunikasi, misalnya, pemberitahuan dari pihak sekolah atau izin jika anak berhalangan hadir dapat dilakukan melalui SMS/WA.(e)Orang tua dapat membentuk paguyuban orang tua guna saling berkomunikasi dan wadah kepentingan bersama.(f)Orang tua dapat mengusulkan kegiatan untuk kepentingan anak maupun mendukung kemajuan sekolah. (a)Mengikuti kelas orang tua (parenting) minimal dua kali/tahun Tujuan Kelas Orang Tua/Parenting(a,) Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan orang tua dalam mendidik/mengasuh anak.(b)Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendidik anak di sekolah dan di rumah.(c)Menjadikan sebagai wadah berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam mendidik/mengasuh anak di antara orang tua.(d)Mewujudkan keselarasan dalam mendidik antara yang dilakukan di sekolah dan di rumah.(e) Menumbuhkan jiwa kebersamaan di antara orang tuaMenjadi nara sumber dalam kelas inspirasi :(a)Tujuan: untuk memotivasi dan menginspirasi peserta didik agar termotivasi untuk berprestasi setinggi-tinggnya;(b)Orang tua “dapat” hadir sebagai nara sumber untuk memberikan inspirasi, motivasi, atau pengenalan profesi kepada anak yang bisa dilaksanakan pada saat upacara bendera atau lainnya yang disepakati.(c)Selain orang tua, sebagai nara sumber inspirasi dapat diundang tokoh masyarakat, birokrat sukses, alumni, pengusaha sukses, dan berbagai profesi sebagai ajang pengenalan kepada anak.(d)Kelas inspirasi minimal diselenggarakan sebulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan. Menyelenggarakan pentas kelas pada akhir tahun pembelajaran(a)Diselenggarakan oleh orang tua bekerjasama dengan satuan pendidikan;(b)Menampilkan hasil karya dan prestasi peserta didik secara perorangan atau kelompok per kelas.(c)Setiap peserta didik wajib menampilkan karya terbaiknya minimal satu buah karya;(d)Pemberian penghargaan dari orang tua kepada peserta didik atas prestasi non akademik yang telah dicapai .Langkah-langkah Penerapan Parenting dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :(a)Kegiatan awal dilaksanakan dengan melaksanakan in house training tentang membangun komitmen bersama.Kepala sekolah menyampaikan identifikasi masalah sebagai bahan diskusi dan paparan pemecahan masalah melalui Pemberdayaan keterlibatan orang tua peserta didik terhadap pendidikan .Hasil dari IHTadalah terbentuk Tim Kerja dan Rencana Program Sekolah melalui Kegiatan Parenting(a)Tim Kerja Penhgembangan Budaya Sekolah membuat perencanaan program dan alat evaluasinya. (b)Diseminasi Kegiatan Parenting  dan teknis terkait dengan program kerja (d)Implementasi kegiatan  sesuai program kerja yang direncanakan(e) Kepala sekolah melaksanakanpemantauan dan evaluasi dari hasil kegiatan. 
C.       Tahapan Operasional Pelaksanaannya
Tahapan operasional pelaksanaan penguatan Eko Sistem dan Kemitraan Keluarga  melalui kegiatan Parentung terdiri dari beberapa langkah :Tahap membangun Komitmen dengan IHT ( In House Training )=Kegiatan melalui In House Training (IHT) dilaksanakan di bulan Juli  2017 dengan narasumber Kepala sekolah dan Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan kabupaten Wonosobo, dan Komite sekolah. Kepala sekolah menyampaikan identifikasi masalah yang harus segera mendapat penyelesaian, antara lain (1) Pengembangan Budaya Sekolah seperti religius, kedisiplinan, budaya baca/literasi, budaya 6S, 5Tertib (2) kegiatan kemitraan dengan instansi lain, (3) Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (4) target mutu sekolah, dan (5) Pelaksanaa Kegiatan Ekstrakurikuler Selain itu disampaikan paparan salah satu solusi mengatasi permasalahan yaitu melalui Penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga melauai Parenting Education. Paparan tersebut  ini lengkap dengan langkah pelaksanaannya.Dengan diskusi dan brainstorming / curah pendapat, hasil In House Training (IHT) dibentuk tim kerja terpadu yang terdiri dari Koordinator Standar Pengeloaan dan Pengembangan Budaya Sekolah yang tugas dan wewenangnya adalah menjalankan program dan mengevaluasi program yang dilaksanakan. Tim kerja yang terbentuk antara lain (1) Tim PPK ( penguatan pendidikan karakter), (2) Tim Kemitraan dan Kewirausahaan, (3) Tim Penjaminan Mutu, (4) Koord Standar SKL. Tim Kerja ini langsung bekerja membuat program kerja dan berlaku mengikat untuk semua unsur sewkolah  diberlakukan mulai semester 1 tahun 2017/2018 dan efektif berlaku pada tahun pelajaran 2017/2018 hingga sekarang sudah berjalan sampai di bulan Juni 2018,
Tahap Diseminasi Kegiatan :Pada tahap ini masing masing tim antara lain (1) Tim PPK ( penguatan pendidikan karakter), (2) Tim Kemitraan dan Wirausaha, (3) Tim Penjaminan Mutu, (4) Tim Koord SKL, (5) , membuat program kerja lengkap dengan personil sebagai koordinator dan instrument yang dibutuhkan, sekaligus memberikan pengimbasan menggunakan pendekatan sistem dan aktivitas dengan buku refleksi harian-nya. Tim ini selalu berkordinasi dan berkomunikasi dengan kepala sekolah dan juga personil pada struktur organisasi sekolah, termasuk didalamnya pembina OSIS.Sosialisasi /pengimbasan program kerja dilaksanakan pada kegiatan harian guru dan tenaga kependidikan seperti proses pembelajaran tatap muka dikelas maupun didalam kegiatan rutinitas program OSIS, seperti pada saat pembinaan Kepala sekolah, pembinaan wali kelas, pembiasaan di hari Jumat. Sistem penguatn  menjadi gerakan bersama guru dan tenaga kependidikan (GTK) serta komite dan orang tua masyarakat beserta tokoh pendidikan di wilayah lingkungan sekitar dalam keseharian yang dimotori oleh Kepala sekolah dan didukung  segenap warga sekolahTahap Implementasi Penerapan Kegiatan Parenting:Dari Tim yang telah terbentuk, Tim Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) melaksanakan program terkait budaya sekolah khususnya di kegiatan pengembangan karakter religius, kedisiplinan, literasi/membaca, budaya Salam, Senyum, Sapa, Sopan,Santun, dan Salaman (6S) dan 5Tertib seperti Tertib waktu, tertib belajar, tertib mengajar, tertib administrasi, dan tertib lingkungan.Kegiatan awal dari Parenting Education diawali dengan MOPLS dilanjutkan dengan rapat orang tua peserta didik kelas VII untuk pemilihan pengurus paguyuban orang tua petwakilan dari kelas VII  dilanbjutkan dengan kegiatan sosialisasai Parenting Education dan sosialisasai tata Tertib Sekolah serta diskusi membahas kesepakatan teknik komunikasi dengan orang tua wali serta membahas rencana parenting class dan seminar tentang pola asuh anak.Kegiatan pengembangan budaya sekolah diawali dengan kegiatan bacaan asamul khusan pada awal pelajaran dilanjutkan dengan kegiatan litetasi baca setiap awal pelajaran selama 15 menit.Selain itu koordinator tim juga membentuk satgas PMR,Pengurus UKS,PKS dan Kelompok Gerakan Anti Narkoba.UntukTim Kemitraann dan Wirausaha melaksanakan program berkaitan kegiatan untuk menggalang MOU dengan instansai terkait dan tenaga tehnisi dari luar utk mengembangkan kegiatan ekstrakuriluler.Tim Kemitraan dan kewira usahaan menjalin kerja sama dengan Puskesmas,PMI,Kwarcab,Pembina Ekstra,kerja sama dengan kopetasi dan kantin. Tim Penjaminan Mutu  didorong untuk melaksanakan program pengembangan mutu sekolah khususnya pengeloaan 8 SNP berdasarkan raport PMP.Salah satunya adalah .Tim Koor SKL  adalah melaksanakan program dan memastikan bahwa proses pengembangan  bakat dan minat  peserta didik d dapat berjalan baik. .Tim SKL menjaring calaon peserta kegiatan ekstrakurikuler dilanjutan penentuan jadwal kegiatan dan penentuan pembina serta mencarai pelatih ahli dari luar seperti pelatih silat,karatye,karawitan dan seni tari.Dalam pelaksanaan  program yang telah terlaksana dibuat evaluasinya minimal 1 bulan sekali untuk mengetahui tingkat keberhasilan, kendala yang muncul juga dampak atau hasil dari penerapan Parenting Education ini sehingga dari hasil evaluasi ini digunakan untuk merancang dan menyempurnakan keberlangsungan program.
BAB III. Pembahasan
A.        Alasan Pemilihan  Pemecahan Masalah
Alasan pemilihan kegiatan Parenting sebagai alternatif untuk memecahkan masalah dalam penguatan Eko Sistem Pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil  dilandasi pemikiran bahwa kondisi permasalahan di masing-masing sekolah tentu berbeda satu sama lain, demikian pula permasalahan di SMP Negeri 1 Kepil yang lebih banyak pada peran sumber daya manusianya dalam hal ini Guru dan tenaga kependidikan yang belum optimal sehingga masalah karakter kedisiplinan, budaya sekolah seperti nilai religius, 6S, literasi/membaca, 5Tertib, PKB, Target Mutu sekolah, wirausaha, kelas potensial, belum berjalan optimal bahkan belum masuk menjadi program unggulan sekolah. Demikian pula peranan warga sekolah,komite ,orang tua wali dan instansi terkait juga belum berjalan secara maksimal.. Implementasi Kegiatan Parenting adalah merupakan salah satu strategi untuk menguatkan Eko Sistem Pendidikan terutama diSMP Negeri 1 Kepil,Kabupaten Wonosobo dengan kondisi peserta didik yang berasal dari orang tua yang broken home dan sebagai besar tinggal diluar daerah.Strategi pemecahan masalah yang dilakukan dalam Penerapan Manajemen Parenting Education  untuk pengjuatan Eko Sistem Pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil adalah dengan mengimplementasikan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :.1.Pertemuan dengan wali kelas minimal dua kali/semester.Tujuan Pertemuan Orang Tua dan Wali Kelas(a)Orang tua memahami program dan tata tertib sekolah.(b)Orang tua mengenali lingkungan sekolah. (c)Orang tua dapat mendapatkan nomor-nomor telepon penting seperti nomor telepon sekolah, kepala sekolah, wali kelas, dan sesama orang tua.(d)Sekolah dan orang tua dapat menyepakati cara berkomunikasi, misalnya, pemberitahuan dari pihak sekolah atau izin jika anak berhalangan hadir dapat dilakukan melalui SMS/WA.(e)Orang tua dapat membentuk paguyuban orang tua guna saling berkomunikasi dan wadah kepentingan bersama.(f)Orang tua dapat mengusulkan kegiatan untuk kepentingan anak maupun mendukung kemajuan sekolah. (a)Mengikuti kelas orang tua (parenting) minimal dua kali/tahun Tujuan Kelas Orang Tua/Parenting(a,) Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan orang tua dalam mendidik/mengasuh anak.(b)Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendidik anak di sekolah dan di rumah.(c)Menjadikan sebagai wadah berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam mendidik/mengasuh anak di antara orang tua.(d)Mewujudkan keselarasan dalam mendidik antara yang dilakukan di sekolah dan di rumah.(e) Menumbuhkan jiwa kebersamaan di antara orang tuaMenjadi nara sumber dalam kelas inspirasi :a)Tujuan: untuk memotivasi dan menginspirasi peserta didik agar termotivasi untuk berprestasi setinggi-tinggnya;(b)Orang tua “dapat” hadir sebagai nara sumber untuk memberikan inspirasi, motivasi, atau pengenalan profesi kepada anak yang bisa dilaksanakan pada saat upacara bendera atau lainnya yang disepakati.(c)Selain orang tua, sebagai nara sumber inspirasi dapat diundang tokoh masyarakat, birokrat sukses, alumni, pengusaha sukses, dan berbagai profesi sebagai ajang pengenalan kepada anak.(d)Kelas inspirasi minimal diselenggarakan sebulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan. Menyelenggarakan pentas kelas pada akhir tahun pembelajaran (a)Diselenggarakan oleh orang tua bekerjasama dengan satuan pendidikan;(b)Menampilkan hasil karya dan prestasi peserta didik secara perorangan atau kelompok per kelas.(c)Setiap peserta didik wajib menampilkan karya terbaiknya minimal satu buah karya;(d)Pemberian penghargaan dari orang tua kepada peserta didik atas prestasi non akademik yang telah dicapai.Langkah-langkah Penerapan Parenting dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :(a)Kegiatan awal dilaksanakan dengan melaksanakan in house training tentang membangun komitmen bersama.Kepala sekolah menyampaikan identifikasi masalah sebagai bahan diskusi dan paparan pemecahan masalah melalui Pemberdayaan keterlibatan orang tua peserta didik terhadap pendidikan .Hasil dari IHTadalah terbentuk Tim Kerja dan Rencana Program Sekolah melalui Kegiatan Parenting
(a)Tim Kerja Penhgembangan Budaya Sekolah membuat perencanaan program dan alat evaluasinya. (b)Diseminasi Kegiatan Parenting  dan teknis terkait dengan program kerja (d)Implementasi kegiatan  sesuai program kerja yang direncanakan(e) Kepala sekolah melaksanakanpemantauan dan evaluasi dari hasil kegiatan. 
B.  Tahapan Operasional Pelaksanaannya
Tahapan operasional pelaksanaan penguatan Eko Sistem dan Kemitraan Keluarga  melalui kegiatan Parentung terdiri dari beberapa langkah :Tahap membangun Komitmen dengan IHT ( In House Training )Kegiatan melalui In House Training (IHT) dilaksanakan di bulan Juli  2017 dengan narasumber Kepala sekolah dan Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan kabupaten Wonosobo, dan Komite sekolah. Kepala sekolah menyampaikan identifikasi masalah yang harus segera mendapat penyelesaian, antara lain (1) Pengembangan Budaya Sekolah seperti religius, kedisiplinan, budaya baca/literasi, budaya 6S, 5Tertib (2) kegiatan kemitraan dengan instansi lain, (3) Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (4) target mutu sekolah, dan (5) Pelaksanaa Kegiatan Ekstrakurikuler Selain itu disampaikan paparan salah satu solusi mengatasi permasalahan yaitu melalui Penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga melauai Parenting Education. Paparan tersebut  ini lengkap dengan langkah pelaksanaannya.
Dengan diskusi dan brainstorming / curah pendapat, hasil In House Training (IHT) dibentuk tim kerja terpadu yang terdiri dari Koordinator Standar Pengeloaan dan Pengembangan Budaya Sekolah yang tugas dan wewenangnya adalah menjalankan program dan mengevaluasi program yang dilaksanakan. Tim kerja yang terbentuk antara lain (1) Tim PPK ( penguatan pendidikan karakter), (2) Tim Kemitraan dan Kewirausahaan, (3) Tim Penjaminan Mutu, (4) Koord Standar SKL. Tim Kerja ini langsung bekerja membuat program kerja dan berlaku mengikat untuk semua unsur sewkolah  diberlakukan mulai semester 1 tahun 2017/2018 dan efektif berlaku pada tahun pelajaran 2017/2018 hingga sekarang sudah berjalan sampai di bulan Juni 2018,
Tahap Diseminasi KegiatanPada tahap ini masing masing tim antara lain (1) Tim PPK ( penguatan pendidikan karakter), (2) Tim Kemitraan dan Wirausaha, (3) Tim Penjaminan Mutu, (4) Tim Koord SKL, (5) , membuat program kerja lengkap dengan personil sebagai koordinator dan instrument yang dibutuhkan, sekaligus memberikan pengimbasan menggunakan pendekatan sistem dan aktivitas dengan buku refleksi harian-nya. Tim ini selalu berkordinasi dan berkomunikasi dengan kepala sekolah dan juga personil pada struktur organisasi sekolah, termasuk didalamnya pembina OSIS.
Sosialisasi /pengimbasan program kerja dilaksanakan pada kegiatan harian guru dan tenaga kependidikan seperti proses pembelajaran tatap muka dikelas maupun didalam kegiatan rutinitas program OSIS, seperti pada saat pembinaan Kepala sekolah, pembinaan wali kelas, pembiasaan di hari Jumat. Sistem penguatn  menjadi gerakan bersama guru dan tenaga kependidikan (GTK) serta komite dan orang tua masyarakat beserta tokoh pendidikan di wilayah lingkungan sekitar dalam keseharian yang dimotori oleh Kepala sekolah dan didukung  segenap warga sekolah
Tahap Implementasi Penerapan Kegiatan Parenting :Dari Tim yang telah terbentuk, Tim Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) melaksanakan program terkait budaya sekolah khususnya di kegiatan pengembangan karakter religius, kedisiplinan, literasi/membaca, budaya Salam, Senyum, Sapa, Sopan,Santun, dan Salaman (6S) dan 5Tertib seperti Tertib waktu, tertib belajar, tertib mengajar, tertib administrasi, dan tertib lingkungan.Kegiatan awal dari Parenting Education diawali dengan MOPLS dilanjutkan dengan rapat orang tua peserta didik kelas VII untuk pemilihan pengurus paguyuban orang tua petwakilan dari kelas VII  dilanbjutkan dengan kegiatan sosialisasai Parenting Education dan sosialisasai tata Tertib Sekolah serta diskusi membahas kesepakatan teknik komunikasi dengan orang tua wali serta membahas rencana parenting class dan seminar tentang pola asuh anak.Kegiatan pengembangan budaya sekolah diawali dengan kegiatan bacaan asamul khusan pada awal pelajaran dilanjutkan dengan kegiatan litetasi baca setiap awal pelajaran selama 15 menit.Selain itu koordinator tim juga membentuk satgas PMR,Pengurus UKS,PKS dan Kelompok Gerakan Anti Narkoba.UntukTim Kemitraann dan Wirausaha melaksanakan program berkaitan kegiatan untuk menggalang MOU dengan instansai terkait dan tenaga tehnisi dari luar utk mengembangkan kegiatan ekstrakuriluler.Tim Kemitraan dan kewira usahaan menjalin kerja sama dengan Puskesmas,PMI,Kwarcab,Pembina Ekstra,kerja sama dengan kopetasi dan kantin. Tim Penjaminan Mutu  didorong untuk melaksanakan program pengembangan mutu sekolah khususnya pengeloaan 8 SNP berdasarkan raport PMP.Salah satunya adalah .Tim Koor SKL  adalah melaksanakan program dan memastikan bahwa proses pengembangan  bakat dan minat  peserta didik d dapat berjalan baik. .Tim SKL menjaring calaon peserta kegiatan ekstrakurikuler dilanjutan penentuan jadwal kegiatan dan penentuan pembina serta mencarai pelatih ahli dari luar seperti pelatih silat,karatye,karawitan dan seni tari.Dalam pelaksanaan  program yang telah terlaksana dibuat evaluasinya minimal 1 bulan sekali untuk mengetahui tingkat keberhasilan, kendala yang muncul juga dampak atau hasil dari penerapan Parenting Education ini sehingga dari hasil evaluasi ini digunakan untuk merancang dan menyempurnakan keberlangsungan program.

B.         Hasil atau Dampak yang Dicapai
Penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga  di SMP Negeri 1 Kepiol melalui Implementasi Parenting memiliki hasil ataudampak sebagai berikut.
1.Deskripsi Kondisi Awal
Sejak kehadirannya kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kepil, tentu ingin memberikan yang terbaik untuk sekolah. Langkah strategis setelah bersosialisasi, berinteraksi secara umum dengan seluruh stake holder sekolah adalah menggali potensi sumber daya, sumber dana, dan sinkronisasi program yang telah. Dengan fasilitasi penyelenggaraan IHT membangun komitmen bersama dan hasil dari observasi langsung, wawancara dengan warga sekolah, dan analisis data didapat kondisi sebagai berikut:









Tabel 2 : Pelaksanaan Program Sekolah Awal
No
Program
Keterlaksanaan
1.
PPK (Penguatan Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah) :
a.    Religius :
-asmaul husna
-Sholat dhuhur jamaah
b.    Kedisiplinan
c.     Budaya Salam Senyu Sapa
d.    Budaya Literasi/membaca
e.    Kegiatan Jumat Sehat
f.      Kegiatan Sabtu Bersih


50 %
50%
75%
50%
40%
40%
50%
2.
Kegiatan Parenting dan Kemitraan Keluarga Peran  :
a.     Paguyuban Orang Tua
b.     Kelas Orang Tua
c.     Ruang Paguyuban Ortu
d.     Kelas Inspirasi
e.     Pentas Seni
f.      Seminar Pola Asuh

25%
30%
40%
25%
60%
20%
3.
Bentuk Kerja Sama /MOU:
a.    Puskesmas
b.    PMI
c.     Kepolisian
d.    Pelatih Ekstra
e.    Dunia Usaha
f.      Dunia Pendidikan

25 %
50%
50%
50%
25%
60%
4.
Target Mutu Sekolah:
a.     SPMP (8SNP)
b.     Pengembangan RKS dan RKT
c.     Branding sekolah
d.    Kegiatan Marketing Day
e.    Pengembangan KTSP (SOP)
f.      Peningkatan Akreditasi

75%
70%
10%
50%
80%
86%
5.
Kegiatan Ekstrankurikuler
a.    Ekstrakurikuler Silat
b.    Ekstra Rebana  dan SBA
c.     Ekstra Marching Band
d.    Ekstra Karawitan dan Tari
e.    Ekstra Mading dan ESC
f.      Sepak Bola dan Takrow
20%
25%
65%
50%
50%
60%
70%






Tabel 3 : Hasil Proses Pelaksanaan Program Sekolah
No
Program
Keterlaksanaan
Awal
Akhir
1.
PPK (Penguatan Pendidikan Karakter ,Budaya Sekolah) :
a.Religius :
-asmaul husna
-Sholat dhuhur jamaah
b.Kedisiplinan
c.Budaya 3 S
d.Budaya Literasi
e.Kegiatan Jumat Sehat
f Kegiatan Sabtu Bersih




50 %
50%
75%
50%
40%
40%
50%




90 %
90%
95 %
85 %
75 %
85%
90%
2.
Kegiatan Parenting dan Kemitraan Keluarga Peran  :
a.Paguyuban Orang Tua
b.Kelas Orang Tua
c.Ruang Paguyuban Ortu
d.Kelas Inspirasi
f.Pentas Seni

25%
30%
40%
25%
60%
20%

80%
75%
90%
50%
95%
60%
3.
Bentuk Kerja Sama /MOU:
a.Puskesmas
b.PMI
c.Kepolisian
d.Pelatih Ekastra
e.Dunia Usaha
f.Dunia Pendidikan

25 %
50%
50%
50%
25%
60%

75%
85%
85%
85%
60%
90%
4.
Target Mutu Sekolah:
a.SPMP (8 SNP)
b.Pengembangan RKS dan RKT
c.Branding sekolah
d.Kegiatan Marketing Day
e.Pengembangan KTSP dan SOP
f.Peningkatan Akreditasi Sekolah

75%
70%
10%
50%
80%
86%

85%
85%
50%
75%
90%
93%
5.
Kegiatan Ekstrankurikuler
a.Ekstrakurikuler Silat
b.Ekstra Rebana  dan SBA
c.Ekstra Marching Band
d.Ekstra Karawitan dan Tari
e.Ekstra Madding dan ESC
g.Ekstra Sepak Bola

20%
25%
65%
50%
50%
50%


75%
75%
80%
85%
80%
70%









Kendala yang Dihadapi  dan Permasalahan
(a)Peranan orang tua, komite dan tenaga kependidikan tentang pentinganya pendidikan keluarga masih kurang.(b)Dukungan dari orang tua/keluarga, masyarakat, mitra sekolah dan instasi terkait terhadap penguatan ekosisitem pendidikan masih kurang.(c)Padatnya kegiatan sekolah dan program kemitraan yang harus dilakukan pada waktu yang bersamaan.(d)Sebagian besar peserta didik mempunyai latar belakang keluarga yang kurang harmonis(orang tua bercerai) dan orang tua banyak yang bekerja di luar kota sehingga pengasuhan diserahkan pada saudaranya (wali).
Upaya Pemecahan Masalah/kendala
(a)Sosialisasi program penguatan ekosistem pendidikan kepada orang tua/wali murid, masyarakat, mitra sekolah dan instasi terkait.
(b)Mengadakan kerjasama (Mou) dengan masyaraka, mitra sekolah dan instasi terkait untuk mendukung penguatan ekosistem pendidikan, antara lain: Polsek,      Puskesmas, dll.(c) Mengatur jadwal pelaksanaan program sekolah dan kemitraan atau menggabungkan program kegiatan yang sama agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar.(d) Memberikan motivasi, pendampingan pada orang tua/wali murid dan melakukan kunjungan rumah (home visite) terhadap peserta didik yang bermasalah baik melalui guru Bimbingan Konseling (BK) maupun wali kelas.(e) Menyelenggarakan program Kelas Inspiratif, dengan mendatangkan tokoh yang telah berhasil: alumni, orang tua dll. Minimal sebulan sekali pada hari jumat.
Alternatif pengembangan dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.(a)Alternatif pengembangan internal.Alternatif pengembangan internal meliputi penambahan program sekolah yang melibatkan guru lintas mata pelajaran sebanyak banyaknya dan include di proses pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler,pengembangan diri dan kegiatan pembiasaan siswa dalam rangka memantapkan olah rasa ,olah hati dan olah raga.(b)Alternatif pengembangan eksternal.Program sekolah ke depan diarahkan kepada keterlibatan semua warga sekolah khususnya guru,karyawan,komite sekolah,OSIS,serta peningkatan kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan bakat dan minat siswa untuk peningkatan prestasi akademik dn non akademik di SMP Negeri 1 Kepil
BAB III  : PENUTUP
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.      Simpulan
Uraian pengalaman kepala sekolah dalam mengelola sekolah sebagaimana diuraikan pada bab-bab terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut.(a)Telah dilakukan implementasi manajemen penguatan Eko Sistem Pendidikan oleh Kepala sekolah melalui kegiatan Parenting untuk keberhasilan program sekolah dan peningkatan prestasi peserta didik, sehingga terbukti melalui kegiatan Parenting mampu menguatkan Eko sistem  di SMP Negeri 1 Kepil.Dampak atau hasil dari pelaksanaan penerapan kegiatan parenting adalah (a) berkembang karakter religius berupa kesadaran untuk sholat dhuhur berjamaah dan disiplin yang lebih baik diantara guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik.(b) berkembang budaya salam,senyum,sapa,sopan, santun dan salaman 6 S, 5 Tertib tertib waktu, tertib belajar, tertib mengajar, tertib administrasi, tertib lingkungan, dan budaya literasi/membaca diantara warga sekolah, (c) telah terbentuk paguyuban orang tua kelas VII,VII,IX beserta pegurus  paguyuban orang tua (d) telah terlaksana kelas parenting dengan tema polah asuh anak di era digital , pencegahan kenakalan anak,pencegahan pernikahan dini serta pencehan bahaya narkoba dan minuman keras.(e) berkembang kesadaran orang tua wali dan masyarakat dalam berpartisipasin memecahkan permasalahan peserta didik dan permasalahan kemajuan pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil (f) Telah dilaksanalakan kelas inspirasi dengan nara sumber dari para Alumnus yang telah berhasil di bidang usaha maupun di bidang profesi (g) Terjalin kerja sama dengan berbagai pihak dan instansi terkait dalam bentuk MOU yang saling menguntungkan kedua belah pihak
B.       REKOMENDASI
(a)Perlu peningkatan kerjasama antara pihak sekolah, orang tua/wali murid, masyarakat, mitra sekolah dan instasi terkait.(b)Mohon dukungan sarana dan prasarana dari pemerintah dalam rangka penguatan ekosistem di satuan pendidikan.(c) Peningkatan monitoring, evaluasi dan pembinaan dari dinas pendidikan dalam rangka pemantapan kegiatan implementasi penguatan ekosistem di satuan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA.
1.          Dwi Endah Prihatiningsih.(2018) Kepemimpinan bagi generasi emas. CV Farisha Indonesia
2.          Kemdikbud. (2017). Panduan Kerja Kepala Sekolah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Tendikdasmen
          Ditjen Guru Tenaga Kependidikan Kemdikbud.
3.          Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjend PAUDdan Penmas Directorat Pembinaan Pendidikan
          Keluarga Tahun 2015,Petunjuk Teknis Penguatan  Eko Sistem Pendidikan  di Satuan Pendidikan
4.          Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjend PAUDdan Penmas Directorat Pembinaan Pendidikan
          Keluarga Tahun 2015,Petunjuk Teknis Penguatan Kemitraan Keluarga di Satuan Pendidikan
5.          M.Arief FB (2018) Kumpulan BestPractice. CV Farisha Indonesia
6.          Mitra Bestari,(2018) Judikjardasmen,Jurnal Ilmiah Pendidikan.Kantor Dewan Pendidikan Kota Surakarta
7.          Mulyana, A. (2015). http://ainamulyana.blogspot.com. Retrieved April 13, 2018, from
8.         Subyantoro, (2014)  Pendidik Profesional Menuju Karya,CV Farisha Indonesia.
9.         Tim Penulis Sabugunas,(2018) Kiat Jita Mengelola Kelas. CV Farisha Indonesia
10.      TVedasari, C. (2017, Juni 15). http://lpmplampung.kemdikbud.go.id. Retrieved April 11, 2018, from
           2008-tentang-guru






 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.