PHOTO.1
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
PHOTO.2
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
PHOTO.3
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
PHOTO.4
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
PHOTO.5
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Friday, March 22, 2019
MAKALAH SEMINAR BEST PRATICE
UPAYA PENGUATAN
EKO
SISTEM PENDIDIKAN DAN KEMITRAAN KELUARGA
DI SMP NEGERI 1 KEPIL TAPEL 2017/ 2018
MELALUI KEGIATAN PARENTING EDUCATION
Oleh:
BAMBANG NURYANTO,S.Pd.,MM.Pd
Kepala SMP
Negeri I Kepil,Kabupaten Wonosobo,Jawa Tengah
ABSTRAK
Bambang Nuryanto,S.Pd,MM.Pd
“Penguatan Eko Sistem
Pendidikan dan Kemitraan Keluarga
di SMPN 1 Kepil
Tahun 2018 melalui kegiatan Parenting ”
Penguatan Eko
Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga menjadi salah satu pencapaian prestasi
pada peningkatan layanan mutu pendidikan.
Tujuan darikarya tulis ini untuk memberikan gambaran mengenai: (1) penguatan Eko Sistem Pendidikan
dan Kemitraan Kelurag melalui Parenting Education, dan (2) hasil atau dampak dari
penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga melalui Parenting Education di SMP
Negeri 1 Kepil,Kabupaten Wonosobo..
Karya tulis ini merupakan pengalaman pelaksanaan pengelolaan di SMP Negeri 1 Kepil dalam bentuk best practice. Pengalaman selama dua tahun berjalan melaksanakan penguatan Eko Sistem Pendidikan dan
Kemitraan Keluarga melalui Parenting
Education terdiri atas: (1) IHT. membangun komitmen bersama, (2) diseminasi Parenting Education,
(3) implementasi pelaksanaan Parenting Education,dan Kegiatan Seminar..
Dampak atau hasil dari pelaksanaan
penerapan Parenting Education adalah (1)
berkembang karakter religius berupa kesadaran untuk sholat dhuhur berjamaah dan
disiplin yang lebih baik diantara guru dan tenaga kependidikan dan peserta
didik. (2) berkembang budaya salam,senyum,sapa,sopan, santun dan salaman 6 S, 5
Tertib tertib waktu,
tertib belajar, tertib mengajar, tertibadministrasi, tertib lingkungan, dan budaya literasi/membaca diantarawarga
sekolah,(3) telah terbentuk paguyuban orang tua kelas VII,VII,IX beserta
pegurus paguyuban orang tua.(4) telah terlaksana kelas parenting dengan tema
polah asuh anak di era digital , pencegahan kenakalan anak,pencegahan
pernikahan dini serta pencegahan bahaya narkoba dan minuman keras.(5)
berkembang kesadaran orang tua wali dan masyarakat dalam berpartisipasi
memecahkan permasalahan peserta didik dan permasalahan kemajuan pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil, (6) Telah dilaksanalakan
kelas inspirasi dengan nara sumber dari para Alumnus yang telah berhasil di
bidang usaha maupun di bidang profesi (7) Terjalin kerja sama dengan berbagai
pihak dan instansi terkait dalam bentuk MOU
yang saling menguntungkan kedua belah pihak
Berdasarkan pengalaman ini direkomendasikan agar(1) Perlu
peningkatan kerjasama antara pihak sekolah, orang tua/wali murid, masyarakat, mitra sekolah dan
instasi terkait. (2) Mohon dukungan sarana dan prasarana dari pemerintah dalam rangka
penguatan ekosistem di satuan pendidikan.(3) Peningkatan monitoring, evaluasi dan pembinaan dari dinas pendidikan
dalam rangka pemantapan kegiatan implementasi penguatan ekosistem di satuan
pendidikan.
Kata kunci
:Eko Sistem Pendidikan, Kemitraan Keluarga, Parenting Education
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Orang tua adalah pendidik
utama dan terpenting, namun juga yang paling tidak tersiapkan. Pasalnya, mereka
harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menumbuh dan
mendukung pendidikan anak-anak mereka dalam kondisi positif. Selama ini, jika
berbicara pendidikan maka fokus pembicaraan hanya kerap jatuh kepada peserta
didik dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan. Padahal
orang tua memiliki peranan sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan
pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat antara lain:
bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran,
kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif;
bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan
terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak: dan bagi sekolah
memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah dan mengurangi maslah
kedisiplinan.Sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan dan perkembangan
peserta didiknya, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orang
tua/keluarga dan anggota masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika
lingkungan sekitarnya mendukung, yakni orang tua, guru dan anggota masyarakat
merupakan “tri sentra pendidikan” yang sangat penting untuk dapat menjamin
pertumbuhan anak secara optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitran antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kemitran antara sekolah dengan keluarga dan
masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi kementrian
Pendidikan dan Kebudayan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan
dan kebudayaan yang berkarakter gotong-royong”. Oleh karena itu diharapkan
kemitraan antara tri sentra pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dan
bermakna. Atas dasar hal tersebut di atas
SMP N 1 Kepil, kabupaten Wonosobo
Provinsi Jawa Tengah berusaha mewujudkan ekosistem pendidikan dalam rangka meningkatkan
kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa mewujudkan menusia serta masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa, berkualitas
mandiri mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan Pembangunan Nasional
dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Namun demikian upaya tersebut
tidaklah mudah karena berbagai faktor yang terkait
didalamnya sarana prasarana dan SDM yang harus dipenuhi agar semua harapan dapat
terwujud, dan semua itu menuntut partisipasi dari semua pihak antara lain orang
tua murid, komite, masyarakat, mitra
sekolah, dinas pendidikan serta pemerintah.Kondisi
saat keluarga dan sekolah saat ini :Orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan
anaknya di sekolah,Sekolah tidak biasa meminta orang tua berperilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, misalnya mengantar anak
dengan mengendarai motor tanpa helm, membiarkan anak yang belum cukup umur ke
sekolah dengan motor, Di keluarga, tidak ada pembiasaan dan
keteladanan nilai-nilai yang baik dari orang tua. Hal yang sama bisa juga
terjadi di sekolah,Jika ada yang salah, sekolah dan orang tua saling
menyalahkan.Orang tua hadir di pertemuan di sekolah untuk menerima keputusan
Komite Sekolah tentang sumbangan yang harus diberikan.Guru menghubungi orang
tua hanya ketika anaknya bermasalah.Orang tua mengantar anak ke sekolah dan
mengambil rapor anaknya tanpa interaksi yang bermakna dengan guru.Sekolah
kurang memanfaatkan potensi orang tua sebagai nara sumber pembelajaran dan
membantu kegiatan-kegiatan di sekolah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan diatas
maka masalah yang ingin diselesaikan
adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan
Keluarga di SMP Negeri 1 Kepil melalui
kegiatan Parenting Education?
2.
Bagaimanakah hasil
atau dampak penerapan kegiatan Parenting Education di SMP Negeri 1 terhadap
penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga di SMP Negeri 1 Kepil ?
C.
Tujuan
Best Parctice
Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk memahami dan memberikan gambaran salah satu solusi serta
berbagi tentang :
1. Penguatan Eko Sistem Pendidikan
melalui implementasi kegiatan Parenting Education di SMP Negeri 1 Kepi
tahun 2018.
2. Dampak atau hasil dari Penerapan Kegiatan Parenting Education dalam
pengutan Eko Sistem Pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil
D.
Manfaat Best Practice
Manfaat dari laporan Best practice ini sebagai bentuk laporan pengalaman penulis dalam mengatasi masalah penguatan Eko Sistem Pendidikan di SMP
Negeri 1 Kepil secara berkelanjutan, dengan demikiandiperoleh manfaat berikut: 1.Sebagai bahan diseminasi bagi
kepala sekolah tentang mengatasi permasalahan Penguatan Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan
Keluarga di jenjang SMP secara umum.2.Sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kompetensi
manajerial kepala sekolahagar lebih
produktif.3.Terwujudnya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran, lulusan yang berkualitas serta
layanan pendidikan yang bermutu di
sekolah4.Terwujudnya peningkatan kinerja dan mutu Guru Tenaga Kependidikan
(GTK) khususnya di SMP Negeri 1 Kepil5.Terjalinnya kerja sama antara orang
tua,masyarakat dengan sekolah dalam rangka pengembangan sikap spiritual dan
sikap sosial maupun akademis
E.
Indikatot Keberhasilan Penguatan Eko Sistem Pendidikan
1.Terwujudnya pemahaman tentang konsep
penguatan ekositem pendidikan dalam rangka mendukung terciptanya lingkungan
pendidikan di rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat yang kondusif untuk
belajar anak.2.Terwujudnya pemahaman yang sama dalam membangun kemitraan dengan
pegiat parenting bagi orang tua dari kelompok yang paling membutuhkan di luar
satuan pendidikan sasaran.3.Terwujudnya sumber daya manusia yang berdaya guna
untuk berpartisipasi aktif dalam program sasaran terkait dengan peningkatan
akses dan mutu pendidikan.4.Tersedianya sumber daya manusia yang berdaya guna
untuk berpartisipasi aktif dalam program sasaran terkait dengan peningkatan
akses, dan mutu pendidikan.5.Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gerakan
kemitraan orang tua.6.Adanya peningkatan kapasitas dalam pemahaman dan
kemampuan melaksanakan ekosistem pendidikan pada pendidik dan tenaga
kependidikan di satuan / lembaga pendidikan SMP Negeri 1 Kepil,
Wonosobo.7.Adanya lingkungan belajar pada satuan/lembaga pendidikan SMP Negeri
1 Kepil, Wonosobo yang lebih aman, nyaman dan menyenangkan.
BAB II. LANDASAN TEORI DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A.
Eko sistem Pendidikan
Di mana ekosistem pendidikan yang mereka maksud ialah
mengajak seluruh pihak terkait, baik itu pemerintah, guru, orangtua hingga
figur publik untuk turut serta membangun komunikasi pendidikan yang positif
kepada anak-anak mulai dari usia dini sampai pendidikan menengah atas.
"Tidak hanya pemerintah dan guru, tetapi ada masyarakat, orangtua bahkan siswa sebagai pelaku pendidikan itu sendiri. Lalu, dunia usaha, artis. Nanti, yang kita bayangkan ada interaksi satu sama lain," kata Staf Khusus Kemendikbud Bidang Pengelolaan Pemangku Kepentingan Muhammad Chozin.Ia menjelaskan dengan adanya komunikasi positif dari semua kalangan, maka akan tercipta satu tujuan bersama untuk membangun karakter anak Indonesia yang positif. "Kita ke depan membangun ekosistem pendidikan. Kuncinya di interaksi di semua simpul pendidikan," terangnya, Jakarta, Kemendikbud – Peran keluarga dan lingkungan atau komunitas masyarakat sangat penting dalam membangun sebuah ekosistem pendidikan yang baik. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada pasal 4 menyebutkan bahwa “Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”. Dengan demikian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan langkah-langkah penguatan tri pusat pendidikan, yakni keluarga, masyarakat dan sekolah, agar terwujud sebuah ekosistem pendidikan yang baik.“Melalui penguatan pendidikan karakter, pemerintah mengajak semua elemen masyarakat untuk membangun ekosistem pendidikan nasional yang baik. Tidak mungkin semua permasalahan dan tantangan pendidikan diselesaikan oleh satu pihak saja. Semangatnya bergotong royong demi Indonesia yang lebih baik,” diungkapkan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso, di Jakarta, Rabu (27/12/2017).Menurut Ari, melalui sistem zonasi sekolah yang diterapkan sejak tahun 2017, selain bermanfaat untuk melakukan perbaikan yang sifatnya fisik pada fasilitas pendidikan, juga menyasar perbaikan sistem pengawasan dan peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional. Melalui penerapan zonasi, diharapkan bukan hanya sekolah saja yang menjadi penanggungjawab pendidikan, tetapi peran keluarga, serta peran serta komunitas masyarakat atau lingkungan dalam mendidik generasi muda bisa lebih optimal.“Pendekatan sistem zonasi mengutamakan kedekatan wilayah antara sekolah dengan tempat tinggal. Kita berharap hal ini dapat memperkuat peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama, serta masyarakat sekitar dalam pengawasan, juga pembinaan generasi muda. Penguatan pendidikan karakter juga dapat dipercepat melalui pendekatan tiga pusat pendidikan seperti ajaran Ki Hajar Dewantara itu,” ujar Ari Santoso.
"Tidak hanya pemerintah dan guru, tetapi ada masyarakat, orangtua bahkan siswa sebagai pelaku pendidikan itu sendiri. Lalu, dunia usaha, artis. Nanti, yang kita bayangkan ada interaksi satu sama lain," kata Staf Khusus Kemendikbud Bidang Pengelolaan Pemangku Kepentingan Muhammad Chozin.Ia menjelaskan dengan adanya komunikasi positif dari semua kalangan, maka akan tercipta satu tujuan bersama untuk membangun karakter anak Indonesia yang positif. "Kita ke depan membangun ekosistem pendidikan. Kuncinya di interaksi di semua simpul pendidikan," terangnya, Jakarta, Kemendikbud – Peran keluarga dan lingkungan atau komunitas masyarakat sangat penting dalam membangun sebuah ekosistem pendidikan yang baik. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada pasal 4 menyebutkan bahwa “Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”. Dengan demikian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan langkah-langkah penguatan tri pusat pendidikan, yakni keluarga, masyarakat dan sekolah, agar terwujud sebuah ekosistem pendidikan yang baik.“Melalui penguatan pendidikan karakter, pemerintah mengajak semua elemen masyarakat untuk membangun ekosistem pendidikan nasional yang baik. Tidak mungkin semua permasalahan dan tantangan pendidikan diselesaikan oleh satu pihak saja. Semangatnya bergotong royong demi Indonesia yang lebih baik,” diungkapkan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso, di Jakarta, Rabu (27/12/2017).Menurut Ari, melalui sistem zonasi sekolah yang diterapkan sejak tahun 2017, selain bermanfaat untuk melakukan perbaikan yang sifatnya fisik pada fasilitas pendidikan, juga menyasar perbaikan sistem pengawasan dan peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional. Melalui penerapan zonasi, diharapkan bukan hanya sekolah saja yang menjadi penanggungjawab pendidikan, tetapi peran keluarga, serta peran serta komunitas masyarakat atau lingkungan dalam mendidik generasi muda bisa lebih optimal.“Pendekatan sistem zonasi mengutamakan kedekatan wilayah antara sekolah dengan tempat tinggal. Kita berharap hal ini dapat memperkuat peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama, serta masyarakat sekitar dalam pengawasan, juga pembinaan generasi muda. Penguatan pendidikan karakter juga dapat dipercepat melalui pendekatan tiga pusat pendidikan seperti ajaran Ki Hajar Dewantara itu,” ujar Ari Santoso.
Secara sederhana
parenting diartikan sebagai pola pengasuhan anak dan education adalah
pendidikan, berdasarkan arti kedua kata tersebut dapat dipahami bahwa parenting
education merupakan pola pengasuhan berkaitan dengan pendidikan anak itu
sendiri. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa parenting education merupakan
pekerjaan dan ketrampilan bagi orang tua dalam mengasuh anak untuk
mengembangkan seluruh potensi (fitrah) yang telah dibawa anak sejak dilahirkan.
Pengasuhan pendidikan dimaksudkan bukan hanya berlaku disekolah melainkan
dirumah juga harus dilakukan pengasuhan dalam rangka mendidik. Karena
sesungguhnya tugas pendidikan anak adalah kewajiban dan tanggungjawab orang
tua.Sebagaimana Hadirs Nabi “setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah,
orang tua nyalah yang menjadikan dia yahudi, majusi dan nasrani”. Makna fitrah
dalam hadits tersebut merupakan potensi (kemampuan) yang dimiliki anak sejak
lahir dan belum pernah diberdayakan. Apabila potensi tersebut tidak digerakan
(dibina, dilatih maupun dididik) akan membuat anak menjadi tidak terarah, hal
tersebut disebabkan terganggunya perkembangan motorik anak.Berdasarkan
psikologi perkembangan apabila salah satu tahap perkembangan anak terganggu,
akan turut mempengaruhi perkembangan selanjutnya, sehingga prilaku anak bisa
bermuara kepada prilaku menyimpang.Oleh sebab itu, parenting education dalam
pembahasan ini lebih ditekankan kepada pembahasan tentang pola asuh orang tua
terhadap anak dalam keluarga dan guru di sekolah untuk membantu pengembangan
potensi anak. Mengingat pentingnya parenting education, maka dalam
pelaksanaanya harus dilandasi dengan kepentingan hubungan keluarga dengan
sekolah dan juga peran keluarga dalam kepentingan pendidikan anak, sehingga
potensi yang dimiliki anak tersebut dapat berkembang secara optimal sebagaimana
diharapkan.Chabib Thoha, mengemukakan bahwa “parenting merupakan suatu cara
terbaik yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan
dari rasa tanggung jawab kepada anak”, hal senada dikemukakan M. Shohib, bahwa
“parenting merupakan pola asuh, yaitu upaya orang tua yang diaktualisasikan
pada penataan lingkungan sosial, lingkungan budaya, suasana psikologis serta
perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak”.Ungkapan
diatas memberi gambaran bahwa parenting atau pola asuh yang dimaksudkan
memiliki kesaman makna dengan pengertian pendidikan, yaitu penanaman
nilai-nilai, pembinaan dan pemberdayaan potensi kepada anak agar lebih terarah
dalam meniti dan menekuni ilmu pengetahuan sampai terintegrasi dalam kehidupan
sehari-hari sehingga menjadi karakter.Mustofa Al-Ghulayani, mengemukakan bahwa
“pendidikan (Tarbiyah) adalah menanamkan akhlak (budi pekerti) yang utama di
dalam jiwa anak, menyiramnya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga tertanam
kuat dalam jiwa dan membuahkan keutamaan, kebaikan dan suka beramal untuk
kemanfaatan tanah air”.Sementara menurut Henry Clay Lindgren bahwa “keluarga
bukan sekolah, namun memberikan pengalaman-pengalaman pendidikan yang pertama
mulai pada masa pertumbuhan dengan usaha-usaha untuk membimbing dan mengarahkan
anak serta melatihnya”. Demikian juga Ratna Megawangi berpendapat bahwa
“parenting itu merujuk pada suasana kegiatan belajar mengajar yang menekankan
kehangatan bukan ke arah suatu pendidikan satu arah atau tanpa
emosi”.Berdasarkan kutipan di atas jelaslah bahwa parenting merupakan cara
mendidik anak oleh orang tua dirumah maupun diluar rumah, secara langsung
maupun tidak langsung untuk melatih dan membina serta membimbing pengembangan
potensi yang dimiliki anak sampai menjadi karakternya. Mengingat parenting
sebagai pola pengasuhan dan pembelajaran, maka tidak terlepas dari perilaku
orang tua sehari-hari secara keseluruhan dalam berinteraksi dan berkomunikasi
secara langsung ataupun tidak langsung dengan anak, karena disadari atau tidak
prilaku orang tua merupakan contoh yang akan ditiru dan diteladani oleh
anak.Mengingat parenting akan memberi dampak terhadap kehidupan dan
perkembangan potensi anak, maka orang tua harus menyadari dan sudah saatnya
memberi perhatian khusus terhadap pendidikan anak, perhatian tersebut bukan
hanya sekedar memasukan anak kesekolah dan melengkapi semua kebutuhanya,
melaikan harus ikut bersama-sama dengan guru memberi perhatian kepada anak dari
sisi yang berbeda, demikian juga guru harus terus memperhatikan perkembangan
dan masalah yang di hadapi anak didik, tidak sekedar menunaikan kewajiban
mengajar.
Kemitraan Keluarga
Bentuk
Pelibatan Keluarga/Orang Tua (a)mendukung
kegiatan belajar anak di satuan pendidikan;(b)mendukung kegiatan belajar anak
di keluarga yang merupakan kesinambungan kegiatan di satuan
pendidikan;(c).memantau perkembangan dan hasil belajar anak atau peserta didik
secara bersama-sama antara orang tua dengan pihak satuan pendidikan.
(d)memberikan masukan/pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan berbagai
kegiatan satuan pendidikan dalam meningkatkan layanan terhadap kebutuhan
perkembangan dan belajar anak. Materi
Kelas Orang Tua/Parenting (a).Materi wajib: (1) pengasuhan positif dan
(2) mendidik anak di era digital (b).Materi lain: berdasarkan kesepakatan
(paguyuban) orang tua, sesuai dengan permasalahan yang paling menonjol terkait
dengan lingkungan anak/satuan pendidikan, misalnya: narkoba, pornografi,
tawuran antar pelajar, dan lain-lain. (c).Materi dapat diunduh dari laman
sahabat keluarga dengan alamat: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id atau
sumber lain. d.Narasumber dapat ditunjuk di antara orang tua, guru, atau
menghadirkan nara sumber dari luar.e.Pelaksanaannya dapat dalam lingkup orang
tua yang anaknya sekelas atau bersama orang tua lain satu sekolah. Prinsip-prinsip kemitraan(a.)Kesamaan
hak, kesejajaran, dan saling menghargai (b.)Semangat gotong royong dan
kebersamaan (c).Saling melengkapi dan memperkuat (d).Saling asah, saling asih,
dan saling asuh (e.)Semua upaya ditujukan untuk kepentingan terbaik anak
B.
METODE PEMECAHANMASALAH
Strategi pemecahan masalah yang dilakukan dalam Penerapan Manajemen
Parenting Education untuk pengjuatan Eko
Sistem Pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil adalah dengan mengimplementasikan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :.1.Pertemuan dengan wali
kelas minimal dua kali/semester.Tujuan Pertemuan Orang Tua dan Wali Kelas(a)Orang
tua memahami program dan tata tertib sekolah.(b)Orang tua mengenali lingkungan
sekolah. (c)Orang tua dapat mendapatkan nomor-nomor telepon penting seperti
nomor telepon sekolah, kepala sekolah, wali kelas, dan sesama orang
tua.(d)Sekolah dan orang tua dapat menyepakati cara berkomunikasi, misalnya,
pemberitahuan dari pihak sekolah atau izin jika anak berhalangan hadir dapat
dilakukan melalui SMS/WA.(e)Orang tua dapat membentuk paguyuban orang tua guna
saling berkomunikasi dan wadah kepentingan bersama.(f)Orang tua dapat
mengusulkan kegiatan untuk kepentingan anak maupun mendukung kemajuan sekolah.
(a)Mengikuti kelas orang tua (parenting) minimal dua kali/tahun Tujuan Kelas
Orang Tua/Parenting(a,) Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan orang tua dalam mendidik/mengasuh anak.(b)Meningkatkan keterlibatan
orang tua dalam mendidik anak di sekolah dan di rumah.(c)Menjadikan sebagai
wadah berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam mendidik/mengasuh anak di
antara orang tua.(d)Mewujudkan keselarasan dalam mendidik antara yang dilakukan
di sekolah dan di rumah.(e) Menumbuhkan jiwa kebersamaan di antara orang
tuaMenjadi nara sumber dalam kelas inspirasi :(a)Tujuan: untuk memotivasi dan menginspirasi peserta
didik agar termotivasi untuk berprestasi setinggi-tinggnya;(b)Orang tua “dapat”
hadir sebagai nara sumber untuk memberikan inspirasi, motivasi, atau pengenalan
profesi kepada anak yang bisa dilaksanakan pada saat upacara bendera atau
lainnya yang disepakati.(c)Selain orang tua, sebagai nara sumber inspirasi
dapat diundang tokoh masyarakat, birokrat sukses, alumni, pengusaha sukses, dan
berbagai profesi sebagai ajang pengenalan kepada anak.(d)Kelas inspirasi
minimal diselenggarakan sebulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan. Menyelenggarakan pentas kelas pada akhir
tahun pembelajaran(a)Diselenggarakan oleh orang tua bekerjasama dengan
satuan pendidikan;(b)Menampilkan hasil karya dan prestasi peserta didik secara
perorangan atau kelompok per kelas.(c)Setiap peserta didik wajib menampilkan
karya terbaiknya minimal satu buah karya;(d)Pemberian penghargaan dari orang
tua kepada peserta didik atas prestasi non akademik yang telah dicapai .Langkah-langkah
Penerapan Parenting dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :(a)Kegiatan awal
dilaksanakan dengan melaksanakan in house
training tentang membangun komitmen bersama.Kepala sekolah menyampaikan identifikasi masalah sebagai bahan diskusi dan
paparan pemecahan masalah melalui Pemberdayaan keterlibatan orang tua peserta
didik terhadap pendidikan .Hasil dari IHTadalah
terbentuk Tim Kerja dan Rencana Program Sekolah melalui Kegiatan
Parenting(a)Tim Kerja Penhgembangan Budaya Sekolah membuat perencanaan program
dan alat evaluasinya. (b)Diseminasi Kegiatan Parenting dan teknis
terkait dengan program kerja (d)Implementasi kegiatan sesuai program kerja yang direncanakan(e) Kepala sekolah melaksanakanpemantauan dan evaluasi dari hasil kegiatan.
C.
Tahapan Operasional Pelaksanaannya
Tahapan operasional pelaksanaan penguatan Eko Sistem dan Kemitraan Keluarga melalui kegiatan Parentung terdiri dari
beberapa langkah :Tahap membangun Komitmen dengan IHT ( In House Training )=Kegiatan melalui In House Training (IHT) dilaksanakan di bulan Juli 2017 dengan narasumber Kepala sekolah dan
Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan kabupaten Wonosobo, dan Komite sekolah.
Kepala sekolah menyampaikan identifikasi masalah yang harus segera mendapat
penyelesaian, antara lain (1) Pengembangan Budaya Sekolah seperti religius,
kedisiplinan, budaya baca/literasi, budaya 6S, 5Tertib (2) kegiatan kemitraan
dengan instansi lain, (3) Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (4) target
mutu sekolah, dan (5) Pelaksanaa Kegiatan Ekstrakurikuler Selain itu disampaikan
paparan salah satu solusi mengatasi permasalahan yaitu melalui Penguatan Eko
Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga melauai Parenting Education. Paparan
tersebut ini lengkap dengan langkah
pelaksanaannya.Dengan diskusi dan brainstorming / curah pendapat, hasil In House Training (IHT) dibentuk tim kerja
terpadu yang terdiri dari Koordinator Standar Pengeloaan dan Pengembangan
Budaya Sekolah yang tugas dan wewenangnya adalah menjalankan program dan
mengevaluasi program yang dilaksanakan. Tim kerja yang terbentuk antara lain
(1) Tim PPK ( penguatan pendidikan karakter), (2) Tim Kemitraan dan
Kewirausahaan, (3) Tim Penjaminan Mutu, (4) Koord Standar SKL. Tim Kerja ini
langsung bekerja membuat program kerja dan berlaku mengikat untuk
semua unsur sewkolah diberlakukan mulai
semester 1 tahun 2017/2018 dan efektif berlaku pada tahun pelajaran 2017/2018
hingga sekarang sudah berjalan sampai di bulan Juni 2018,
Tahap Diseminasi Kegiatan :Pada tahap ini masing
masing tim antara lain (1) Tim PPK ( penguatan pendidikan karakter), (2) Tim
Kemitraan dan Wirausaha, (3) Tim Penjaminan Mutu, (4) Tim Koord SKL, (5) ,
membuat program kerja lengkap dengan personil sebagai koordinator dan
instrument yang dibutuhkan, sekaligus memberikan pengimbasan menggunakan
pendekatan sistem dan aktivitas dengan buku refleksi harian-nya. Tim ini selalu
berkordinasi dan berkomunikasi dengan kepala sekolah dan juga personil pada
struktur organisasi sekolah, termasuk didalamnya pembina OSIS.Sosialisasi /pengimbasan program kerja dilaksanakan
pada kegiatan harian guru dan tenaga kependidikan seperti proses pembelajaran
tatap muka dikelas maupun didalam kegiatan rutinitas program OSIS, seperti pada
saat pembinaan Kepala sekolah, pembinaan wali kelas, pembiasaan di hari Jumat.
Sistem penguatn menjadi gerakan bersama
guru dan tenaga kependidikan (GTK) serta komite dan orang tua masyarakat
beserta tokoh pendidikan di wilayah lingkungan sekitar dalam keseharian yang
dimotori oleh Kepala sekolah dan didukung
segenap warga sekolahTahap Implementasi Penerapan Kegiatan
Parenting:Dari Tim yang telah terbentuk, Tim Pendidikan Penguatan Karakter
(PPK) melaksanakan program terkait budaya sekolah khususnya di kegiatan
pengembangan karakter religius, kedisiplinan, literasi/membaca, budaya Salam,
Senyum, Sapa, Sopan,Santun, dan Salaman (6S) dan 5Tertib seperti Tertib waktu,
tertib belajar, tertib mengajar, tertib administrasi, dan tertib
lingkungan.Kegiatan awal dari Parenting Education diawali dengan MOPLS
dilanjutkan dengan rapat orang tua peserta didik kelas VII untuk pemilihan
pengurus paguyuban orang tua petwakilan dari kelas VII dilanbjutkan dengan kegiatan sosialisasai
Parenting Education dan sosialisasai tata Tertib Sekolah serta diskusi membahas
kesepakatan teknik komunikasi dengan orang tua wali serta membahas rencana
parenting class dan seminar tentang pola asuh anak.Kegiatan pengembangan budaya
sekolah diawali dengan kegiatan bacaan asamul khusan pada awal pelajaran
dilanjutkan dengan kegiatan litetasi baca setiap awal pelajaran selama 15
menit.Selain itu koordinator tim juga membentuk satgas PMR,Pengurus UKS,PKS dan
Kelompok Gerakan Anti Narkoba.UntukTim Kemitraann dan Wirausaha melaksanakan
program berkaitan kegiatan untuk menggalang MOU dengan instansai terkait dan
tenaga tehnisi dari luar utk mengembangkan kegiatan ekstrakuriluler.Tim
Kemitraan dan kewira usahaan menjalin kerja sama dengan
Puskesmas,PMI,Kwarcab,Pembina Ekstra,kerja sama dengan kopetasi dan kantin. Tim Penjaminan Mutu
didorong untuk melaksanakan program pengembangan mutu sekolah khususnya
pengeloaan 8 SNP berdasarkan raport PMP.Salah satunya adalah .Tim Koor SKL adalah melaksanakan program dan memastikan
bahwa proses pengembangan bakat dan
minat peserta didik d dapat berjalan
baik. .Tim SKL menjaring calaon peserta kegiatan
ekstrakurikuler dilanjutan penentuan jadwal kegiatan dan penentuan pembina serta
mencarai pelatih ahli dari luar seperti pelatih silat,karatye,karawitan dan
seni tari.Dalam pelaksanaan program yang telah terlaksana dibuat
evaluasinya minimal 1 bulan sekali untuk mengetahui tingkat keberhasilan,
kendala yang muncul juga dampak atau hasil dari penerapan Parenting Education
ini sehingga dari hasil evaluasi ini digunakan untuk merancang dan
menyempurnakan keberlangsungan program.
BAB III. Pembahasan
A.
Alasan
Pemilihan Pemecahan Masalah
Alasan
pemilihan kegiatan Parenting sebagai
alternatif untuk memecahkan masalah dalam penguatan Eko Sistem
Pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil dilandasi pemikiran bahwa kondisi permasalahan
di masing-masing sekolah tentu berbeda satu sama lain, demikian pula
permasalahan di SMP Negeri 1 Kepil yang lebih
banyak pada peran sumber daya manusianya dalam hal ini Guru dan tenaga
kependidikan yang belum optimal sehingga masalah karakter kedisiplinan, budaya
sekolah seperti nilai religius, 6S, literasi/membaca, 5Tertib, PKB, Target Mutu
sekolah, wirausaha, kelas potensial, belum berjalan optimal bahkan belum masuk
menjadi program unggulan sekolah. Demikian pula peranan warga sekolah,komite ,orang tua wali
dan instansi terkait juga belum berjalan secara maksimal.. Implementasi Kegiatan Parenting adalah merupakan
salah satu strategi untuk menguatkan Eko Sistem Pendidikan terutama diSMP
Negeri 1 Kepil,Kabupaten Wonosobo dengan kondisi peserta didik yang berasal
dari orang tua yang broken home dan sebagai besar tinggal diluar daerah.Strategi pemecahan masalah
yang dilakukan dalam Penerapan Manajemen Parenting Education untuk pengjuatan Eko Sistem Pendidikan di SMP
Negeri 1 Kepil adalah dengan mengimplementasikan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :.1.Pertemuan dengan wali kelas minimal dua kali/semester.Tujuan Pertemuan
Orang Tua dan Wali Kelas(a)Orang tua memahami program dan tata tertib
sekolah.(b)Orang tua mengenali lingkungan sekolah. (c)Orang tua dapat
mendapatkan nomor-nomor telepon penting seperti nomor telepon sekolah, kepala
sekolah, wali kelas, dan sesama orang tua.(d)Sekolah dan orang tua dapat
menyepakati cara berkomunikasi, misalnya, pemberitahuan dari pihak sekolah atau
izin jika anak berhalangan hadir dapat dilakukan melalui SMS/WA.(e)Orang tua
dapat membentuk paguyuban orang tua guna saling berkomunikasi dan wadah
kepentingan bersama.(f)Orang tua dapat mengusulkan kegiatan untuk kepentingan
anak maupun mendukung kemajuan sekolah. (a)Mengikuti kelas orang tua
(parenting) minimal dua kali/tahun Tujuan Kelas Orang Tua/Parenting(a,)
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan orang tua dalam
mendidik/mengasuh anak.(b)Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendidik
anak di sekolah dan di rumah.(c)Menjadikan sebagai wadah berbagi pengetahuan
dan praktik baik dalam mendidik/mengasuh anak di antara orang tua.(d)Mewujudkan
keselarasan dalam mendidik antara yang dilakukan di sekolah dan di rumah.(e)
Menumbuhkan jiwa kebersamaan di antara orang tuaMenjadi nara sumber dalam kelas
inspirasi :a)Tujuan:
untuk memotivasi dan menginspirasi peserta didik agar termotivasi untuk
berprestasi setinggi-tinggnya;(b)Orang tua “dapat” hadir sebagai nara sumber
untuk memberikan inspirasi, motivasi, atau pengenalan profesi kepada anak yang
bisa dilaksanakan pada saat upacara bendera atau lainnya yang disepakati.(c)Selain
orang tua, sebagai nara sumber inspirasi dapat diundang tokoh masyarakat,
birokrat sukses, alumni, pengusaha sukses, dan berbagai profesi sebagai ajang
pengenalan kepada anak.(d)Kelas inspirasi minimal diselenggarakan sebulan
sekali atau sesuai dengan kebutuhan. Menyelenggarakan
pentas kelas pada akhir tahun pembelajaran (a)Diselenggarakan oleh orang
tua bekerjasama dengan satuan pendidikan;(b)Menampilkan hasil karya dan
prestasi peserta didik secara perorangan atau kelompok per kelas.(c)Setiap
peserta didik wajib menampilkan karya terbaiknya minimal satu buah
karya;(d)Pemberian penghargaan dari orang tua kepada peserta didik atas
prestasi non akademik yang telah dicapai.Langkah-langkah
Penerapan Parenting dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :(a)Kegiatan awal
dilaksanakan dengan melaksanakan in house
training tentang membangun komitmen bersama.Kepala sekolah menyampaikan identifikasi masalah sebagai bahan diskusi dan
paparan pemecahan masalah melalui Pemberdayaan keterlibatan orang tua peserta
didik terhadap pendidikan .Hasil dari IHTadalah
terbentuk Tim Kerja dan Rencana Program Sekolah melalui Kegiatan Parenting
(a)Tim Kerja Penhgembangan Budaya Sekolah membuat perencanaan program dan
alat evaluasinya. (b)Diseminasi Kegiatan Parenting dan teknis
terkait dengan program kerja (d)Implementasi kegiatan sesuai program kerja yang direncanakan(e) Kepala sekolah melaksanakanpemantauan dan evaluasi dari hasil kegiatan.
B. Tahapan
Operasional Pelaksanaannya
Tahapan operasional
pelaksanaan penguatan Eko Sistem dan Kemitraan Keluarga melalui kegiatan Parentung terdiri dari
beberapa langkah :Tahap membangun Komitmen dengan IHT ( In House Training )Kegiatan melalui In House Training (IHT) dilaksanakan di bulan Juli 2017 dengan narasumber Kepala sekolah dan
Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan kabupaten Wonosobo, dan Komite sekolah.
Kepala sekolah menyampaikan identifikasi masalah yang harus segera mendapat
penyelesaian, antara lain (1) Pengembangan Budaya Sekolah seperti religius,
kedisiplinan, budaya baca/literasi, budaya 6S, 5Tertib (2) kegiatan kemitraan
dengan instansi lain, (3) Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (4) target
mutu sekolah, dan (5) Pelaksanaa Kegiatan Ekstrakurikuler Selain itu disampaikan
paparan salah satu solusi mengatasi permasalahan yaitu melalui Penguatan Eko
Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga melauai Parenting Education. Paparan
tersebut ini lengkap dengan langkah pelaksanaannya.
Dengan diskusi dan brainstorming / curah pendapat, hasil In House Training (IHT) dibentuk tim kerja
terpadu yang terdiri dari Koordinator Standar Pengeloaan dan Pengembangan
Budaya Sekolah yang tugas dan wewenangnya adalah menjalankan program dan
mengevaluasi program yang dilaksanakan. Tim kerja yang terbentuk antara lain
(1) Tim PPK ( penguatan pendidikan karakter), (2) Tim Kemitraan dan
Kewirausahaan, (3) Tim Penjaminan Mutu, (4) Koord Standar SKL. Tim Kerja ini
langsung bekerja membuat program kerja dan berlaku mengikat untuk
semua unsur sewkolah diberlakukan mulai
semester 1 tahun 2017/2018 dan efektif berlaku pada tahun pelajaran 2017/2018
hingga sekarang sudah berjalan sampai di bulan Juni 2018,
Tahap
Diseminasi KegiatanPada tahap ini masing masing tim antara lain (1) Tim PPK (
penguatan pendidikan karakter), (2) Tim Kemitraan dan Wirausaha, (3) Tim
Penjaminan Mutu, (4) Tim Koord SKL, (5) , membuat program kerja lengkap dengan
personil sebagai koordinator dan instrument yang dibutuhkan, sekaligus
memberikan pengimbasan menggunakan pendekatan sistem dan aktivitas dengan buku
refleksi harian-nya. Tim ini selalu berkordinasi dan berkomunikasi dengan
kepala sekolah dan juga personil pada struktur organisasi sekolah, termasuk
didalamnya pembina OSIS.
Sosialisasi
/pengimbasan program kerja dilaksanakan pada kegiatan harian guru dan tenaga
kependidikan seperti proses pembelajaran tatap muka dikelas maupun didalam
kegiatan rutinitas program OSIS, seperti pada saat pembinaan Kepala sekolah,
pembinaan wali kelas, pembiasaan di hari Jumat. Sistem penguatn menjadi gerakan bersama guru dan tenaga
kependidikan (GTK) serta komite dan orang tua masyarakat beserta tokoh
pendidikan di wilayah lingkungan sekitar dalam keseharian yang dimotori oleh
Kepala sekolah dan didukung segenap
warga sekolah
Tahap Implementasi Penerapan Kegiatan Parenting :Dari
Tim yang telah terbentuk, Tim Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) melaksanakan
program terkait budaya sekolah khususnya di kegiatan pengembangan karakter
religius, kedisiplinan, literasi/membaca, budaya Salam, Senyum, Sapa,
Sopan,Santun, dan Salaman (6S) dan 5Tertib seperti Tertib waktu, tertib
belajar, tertib mengajar, tertib administrasi, dan tertib lingkungan.Kegiatan
awal dari Parenting Education diawali dengan MOPLS dilanjutkan dengan rapat orang
tua peserta didik kelas VII untuk pemilihan pengurus paguyuban orang tua
petwakilan dari kelas VII dilanbjutkan
dengan kegiatan sosialisasai Parenting Education dan sosialisasai tata Tertib
Sekolah serta diskusi membahas kesepakatan teknik komunikasi dengan orang tua
wali serta membahas rencana parenting class dan seminar tentang pola asuh
anak.Kegiatan pengembangan budaya sekolah diawali dengan kegiatan bacaan asamul
khusan pada awal pelajaran dilanjutkan dengan kegiatan litetasi baca setiap
awal pelajaran selama 15 menit.Selain itu koordinator tim juga membentuk satgas
PMR,Pengurus UKS,PKS dan Kelompok Gerakan Anti Narkoba.UntukTim Kemitraann dan
Wirausaha melaksanakan program berkaitan kegiatan untuk menggalang MOU dengan
instansai terkait dan tenaga tehnisi dari luar utk mengembangkan kegiatan
ekstrakuriluler.Tim Kemitraan dan kewira usahaan menjalin kerja sama dengan
Puskesmas,PMI,Kwarcab,Pembina Ekstra,kerja sama dengan kopetasi dan kantin. Tim Penjaminan Mutu
didorong untuk melaksanakan program pengembangan mutu sekolah khususnya
pengeloaan 8 SNP berdasarkan raport PMP.Salah satunya adalah .Tim Koor SKL adalah melaksanakan program dan memastikan
bahwa proses pengembangan bakat dan
minat peserta didik d dapat berjalan
baik. .Tim SKL menjaring calaon peserta kegiatan
ekstrakurikuler dilanjutan penentuan jadwal kegiatan dan penentuan pembina
serta mencarai pelatih ahli dari luar seperti pelatih silat,karatye,karawitan
dan seni tari.Dalam pelaksanaan program yang telah terlaksana dibuat
evaluasinya minimal 1 bulan sekali untuk mengetahui tingkat keberhasilan,
kendala yang muncul juga dampak atau hasil dari penerapan Parenting Education
ini sehingga dari hasil evaluasi ini digunakan untuk merancang dan
menyempurnakan keberlangsungan program.
B.
Hasil atau
Dampak yang Dicapai
Penguatan
Eko Sistem Pendidikan dan Kemitraan Keluarga
di SMP Negeri 1 Kepiol melalui Implementasi Parenting memiliki
hasil ataudampak sebagai berikut.
1.Deskripsi Kondisi Awal
Sejak kehadirannya kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kepil,
tentu ingin memberikan yang terbaik untuk sekolah. Langkah strategis setelah
bersosialisasi, berinteraksi secara umum dengan seluruh stake holder sekolah adalah menggali potensi sumber daya, sumber
dana, dan sinkronisasi program yang telah. Dengan fasilitasi penyelenggaraan
IHT membangun komitmen bersama dan hasil dari observasi langsung, wawancara
dengan warga sekolah, dan analisis data didapat kondisi sebagai berikut:
Tabel 2 :
Pelaksanaan Program Sekolah Awal
No
|
Program
|
Keterlaksanaan
|
1.
|
PPK (Penguatan
Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah) :
a.
Religius :
-asmaul husna
-Sholat dhuhur
jamaah
b.
Kedisiplinan
c.
Budaya Salam Senyu Sapa
d.
Budaya Literasi/membaca
e.
Kegiatan Jumat Sehat
f.
Kegiatan Sabtu Bersih
|
50 %
50%
75%
50%
40%
40%
50%
|
2.
|
Kegiatan Parenting dan Kemitraan Keluarga Peran :
a.
Paguyuban Orang Tua
b.
Kelas Orang Tua
c.
Ruang Paguyuban Ortu
d.
Kelas Inspirasi
e.
Pentas Seni
f.
Seminar Pola Asuh
|
25%
30%
40%
25%
60%
20%
|
3.
|
Bentuk Kerja
Sama /MOU:
a.
Puskesmas
b.
PMI
c.
Kepolisian
d.
Pelatih Ekstra
e.
Dunia Usaha
f.
Dunia Pendidikan
|
25 %
50%
50%
50%
25%
60%
|
4.
|
Target Mutu Sekolah:
a.
SPMP (8SNP)
b.
Pengembangan RKS dan
RKT
c.
Branding sekolah
d.
Kegiatan Marketing Day
e.
Pengembangan KTSP (SOP)
f.
Peningkatan Akreditasi
|
75%
70%
10%
50%
80%
86%
|
5.
|
Kegiatan
Ekstrankurikuler
a.
Ekstrakurikuler Silat
b.
Ekstra Rebana dan SBA
c.
Ekstra Marching Band
d.
Ekstra Karawitan dan Tari
e.
Ekstra Mading dan ESC
f.
Sepak Bola dan Takrow
|
20%
25%
65%
50%
50%
60%
70%
|
Tabel 3 : Hasil
Proses Pelaksanaan Program Sekolah
No
|
Program
|
Keterlaksanaan
|
|
Awal
|
Akhir
|
||
1.
|
PPK (Penguatan
Pendidikan Karakter ,Budaya Sekolah) :
a.Religius :
-asmaul husna
-Sholat dhuhur
jamaah
b.Kedisiplinan
c.Budaya 3 S
d.Budaya
Literasi
e.Kegiatan
Jumat Sehat
f Kegiatan
Sabtu Bersih
|
50 %
50%
75%
50%
40%
40%
50%
|
90 %
90%
95 %
85 %
75 %
85%
90%
|
2.
|
Kegiatan Parenting dan Kemitraan Keluarga Peran :
a.Paguyuban Orang Tua
b.Kelas Orang Tua
c.Ruang Paguyuban Ortu
d.Kelas Inspirasi
f.Pentas Seni
|
25%
30%
40%
25%
60%
20%
|
80%
75%
90%
50%
95%
60%
|
3.
|
Bentuk Kerja Sama /MOU:
a.Puskesmas
b.PMI
c.Kepolisian
d.Pelatih Ekastra
e.Dunia Usaha
f.Dunia Pendidikan
|
25 %
50%
50%
50%
25%
60%
|
75%
85%
85%
85%
60%
90%
|
4.
|
Target Mutu Sekolah:
a.SPMP (8 SNP)
b.Pengembangan RKS dan RKT
c.Branding sekolah
d.Kegiatan Marketing Day
e.Pengembangan KTSP dan SOP
f.Peningkatan Akreditasi Sekolah
|
75%
70%
10%
50%
80%
86%
|
85%
85%
50%
75%
90%
93%
|
5.
|
Kegiatan Ekstrankurikuler
a.Ekstrakurikuler Silat
b.Ekstra Rebana
dan SBA
c.Ekstra Marching Band
d.Ekstra Karawitan dan Tari
e.Ekstra Madding dan ESC
g.Ekstra Sepak Bola
|
20%
25%
65%
50%
50%
50%
|
75%
75%
80%
85%
80%
70%
|





Kendala yang Dihadapi dan Permasalahan
(a)Peranan orang tua, komite dan tenaga kependidikan
tentang pentinganya pendidikan keluarga masih kurang.(b)Dukungan dari orang
tua/keluarga, masyarakat, mitra sekolah dan instasi terkait terhadap penguatan
ekosisitem pendidikan masih kurang.(c)Padatnya kegiatan sekolah dan program
kemitraan yang harus dilakukan pada waktu yang bersamaan.(d)Sebagian besar
peserta didik mempunyai latar belakang keluarga yang kurang harmonis(orang tua
bercerai) dan orang tua banyak yang bekerja di luar kota sehingga pengasuhan
diserahkan pada saudaranya (wali).
Upaya Pemecahan Masalah/kendala
(a)Sosialisasi program penguatan ekosistem
pendidikan kepada orang tua/wali murid,
masyarakat, mitra sekolah dan instasi terkait.
(b)Mengadakan kerjasama (Mou) dengan masyaraka,
mitra sekolah dan instasi terkait untuk mendukung penguatan ekosistem
pendidikan, antara lain: Polsek,
Puskesmas, dll.(c) Mengatur jadwal pelaksanaan program sekolah dan
kemitraan atau menggabungkan program kegiatan yang sama agar semua kegiatan
dapat berjalan dengan lancar.(d) Memberikan motivasi, pendampingan pada orang
tua/wali murid dan melakukan kunjungan rumah (home visite) terhadap peserta didik yang bermasalah baik melalui
guru Bimbingan Konseling (BK) maupun wali kelas.(e) Menyelenggarakan program Kelas
Inspiratif, dengan mendatangkan tokoh yang telah berhasil: alumni, orang tua
dll. Minimal sebulan sekali pada hari jumat.
Alternatif pengembangan dibedakan menjadi
dua, yaitu internal dan eksternal.(a)Alternatif pengembangan
internal.Alternatif pengembangan internal meliputi penambahan program sekolah yang melibatkan guru lintas mata pelajaran sebanyak
banyaknya dan include di proses
pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler,pengembangan diri dan kegiatan
pembiasaan siswa dalam rangka memantapkan olah rasa ,olah hati dan olah
raga.(b)Alternatif pengembangan eksternal.Program sekolah ke depan diarahkan kepada keterlibatan semua warga
sekolah khususnya guru,karyawan,komite sekolah,OSIS,serta peningkatan kerja
sama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan bakat dan minat siswa
untuk peningkatan prestasi akademik dn non akademik di SMP Negeri 1 Kepil
BAB III : PENUTUP
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Uraian pengalaman kepala sekolah dalam mengelola sekolah sebagaimana diuraikan pada
bab-bab terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut.(a)Telah dilakukan
implementasi manajemen penguatan Eko Sistem Pendidikan oleh Kepala sekolah
melalui kegiatan Parenting untuk keberhasilan program sekolah dan peningkatan
prestasi peserta didik, sehingga terbukti melalui kegiatan Parenting mampu
menguatkan Eko sistem di SMP Negeri 1
Kepil.Dampak atau hasil dari pelaksanaan penerapan kegiatan parenting adalah
(a) berkembang karakter religius berupa kesadaran untuk sholat dhuhur berjamaah
dan disiplin yang lebih baik diantara guru dan tenaga kependidikan dan peserta
didik.(b) berkembang budaya salam,senyum,sapa,sopan, santun dan salaman 6 S, 5
Tertib tertib waktu, tertib belajar, tertib mengajar, tertib administrasi,
tertib lingkungan, dan budaya literasi/membaca diantara warga sekolah, (c) telah terbentuk
paguyuban orang tua kelas VII,VII,IX beserta pegurus paguyuban orang tua (d) telah terlaksana
kelas parenting dengan tema polah asuh anak di era digital , pencegahan
kenakalan anak,pencegahan pernikahan dini serta pencehan bahaya narkoba dan
minuman keras.(e) berkembang kesadaran orang tua wali dan masyarakat dalam
berpartisipasin memecahkan permasalahan peserta didik dan permasalahan kemajuan
pendidikan di SMP Negeri 1 Kepil (f) Telah dilaksanalakan kelas inspirasi
dengan nara sumber dari para Alumnus yang telah berhasil di bidang usaha maupun
di bidang profesi (g) Terjalin kerja sama dengan berbagai pihak dan instansi
terkait dalam bentuk MOU yang saling menguntungkan kedua belah pihak
B. REKOMENDASI
(a)Perlu
peningkatan kerjasama antara pihak sekolah, orang tua/wali murid, masyarakat, mitra sekolah dan
instasi terkait.(b)Mohon
dukungan sarana dan prasarana dari pemerintah dalam rangka penguatan ekosistem
di satuan pendidikan.(c) Peningkatan
monitoring, evaluasi dan pembinaan dari dinas pendidikan dalam rangka
pemantapan kegiatan implementasi penguatan ekosistem di satuan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA.
1.
Dwi Endah Prihatiningsih.(2018) Kepemimpinan
bagi generasi emas. CV
Farisha Indonesia
2.
Kemdikbud. (2017). Panduan Kerja Kepala Sekolah.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tendikdasmen
Ditjen Guru Tenaga Kependidikan
Kemdikbud.
3.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjend PAUDdan
Penmas Directorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga Tahun 2015,Petunjuk Teknis Penguatan Eko Sistem Pendidikan di Satuan Pendidikan
4.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjend PAUDdan
Penmas Directorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga Tahun 2015,Petunjuk
Teknis Penguatan Kemitraan Keluarga di Satuan Pendidikan
5.
M.Arief FB (2018) Kumpulan BestPractice. CV Farisha
Indonesia
6.
Mitra Bestari,(2018) Judikjardasmen,Jurnal
Ilmiah Pendidikan.Kantor Dewan Pendidikan Kota Surakarta
7.
Mulyana, A. (2015). http://ainamulyana.blogspot.com.
Retrieved April 13, 2018, from
8.
Subyantoro, (2014) Pendidik Profesional Menuju Karya,CV
Farisha Indonesia.
9.
Tim
Penulis Sabugunas,(2018) Kiat Jita Mengelola Kelas. CV
Farisha Indonesia
10.
TVedasari, C. (2017, Juni 15). http://lpmplampung.kemdikbud.go.id.
Retrieved April 11, 2018, from
2008-tentang-guru